Banjir melanda Bali
Banjir melanda Bali

Banjir Melanda Bali! BPBD Buleleng Waspada Cuaca Ekstrem dan Pentingnya Kesiapsiagaan

nomadiqshelters.com – Banjir Bali kembali menjadi perhatian setelah wilayah Denpasar, Badung, Tabanan, dan Gianyar terdampak sejak Selasa (9/9/2025) malam hingga Rabu (10/9/2025). Banjir melanda Bali dengan cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi membuat sejumlah daerah di Bali selatan harus siaga penuh.

Read More : Siaran Tv Digital Turyapada Capai 90% Wilayah Bali Utara, Signal Makin Luas

Banjir Bali dan Kondisi Terkini di Buleleng

Kepala BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, menyampaikan bahwa kondisi Buleleng masih aman. Meski begitu, wilayah ini tetap masuk zona rawan. BPBD sudah menyiapkan peralatan evakuasi dan menjalin koordinasi dengan relawan. Kamu yang tinggal di daerah rawan juga diimbau segera melapor jika menemukan tanda-tanda bencana, misalnya retakan tanah atau debit air yang meningkat.

Wilayah dataran rendah di Kecamatan Buleleng dan Gerokgak dipetakan rawan banjir, sementara Sukasada dan Busungbiu di perbukitan rawan longsor. Artinya, kewaspadaan bukan hanya untuk masyarakat kota, tetapi juga bagi yang tinggal di pedesaan dan daerah pegunungan.

Peringatan BMKG untuk Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

BMKG memperkirakan hujan intensitas ringan hingga lebat masih akan berlangsung dalam tiga hari ke depan. Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, menyebutkan bahwa curah hujan bisa mencapai kategori ekstrem, bahkan lebih dari 150 mm per hari. Fenomena ini dipicu oleh gelombang atmosfer Ekuatorial Rosby serta kelembaban udara tinggi hingga 12.000 meter yang memicu terbentuknya awan tebal. Selain itu, kombinasi faktor alam tersebut juga memicu hujan deras yang disertai kilat dan petir. Dengan kondisi ini, wajar jika kamu harus lebih berhati-hati, terutama ketika beraktivitas di luar rumah.

Baca juga: Penindakan Bangunan Liar Di Jatiluwih Ditegaskan Oleh Dprd Dan Hukum Lokalโ€‹

BPBD Buleleng Wajib Siaga

Banjir Bali seharusnya menjadi pengingat penting bagi kita semua. Jangan hanya mengandalkan pemerintah atau BPBD, tetapi kita sebagai masyarakat juga harus aktif menjaga lingkungan. Misalnya, tidak membuang sampah sembarangan yang bisa menyumbat drainase, serta ikut gotong royong membersihkan saluran air.

Bencana memang sulit dihindari, tetapi dampaknya bisa diminimalisir jika ada kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Dengan begitu, kita tidak hanya jadi penonton, tetapi juga bagian dari solusi menghadapi banjir Bali.