Nomadiqshelters.com – Camat Buleleng kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap kegiatan spiritual dan kebersamaan masyarakat. Pada Selasa (9/9/2025), Camat Buleleng, I Made Dwi Adnyana, S.STP., M.A.P, hadir dalam bhakti penganyar yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng di Pura Gili Kencana, Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak.
Read More : Buleleng Gandeng Jepang Atasi Sampah Tpa Bengkala, Efek Lingkungan Segera Terasa
Kehadiran Pemkab Buleleng dalam Bhakti Penganyar
Rombongan bhakti penganyar ini dipimpin oleh Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, bersama Sekretaris TP PKK Kabupaten Buleleng, Ny. Hermawati Supriatna, serta Kabag Kesra Setda Kabupaten Buleleng. Kehadiran mereka disambut hangat oleh krama desa dan pengempon pura sebagai tanda kebersamaan yang terjalin erat.
Bukan hanya Camat Buleleng, acara ini juga diikuti oleh Camat Gerokgak, sejumlah pimpinan perangkat daerah, dan pimpinan BUMD Kabupaten Buleleng. Hal ini menunjukkan bahwa bhakti penganyar bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan momentum memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan spiritualitas.
Makna Kehadiran Camat Buleleng
Dalam suasana persembahyangan yang khidmat, doa bersama dipanjatkan sebagai bentuk syukur dan pengharapan. Puncak acara ditandai dengan penyerahan punia dari Pemkab Buleleng kepada pengempon pura sebagai wujud nyata sradha bhakti. Kehadiran Camat Buleleng memberi pesan penting bahwa pemimpin daerah tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembangunan spiritual dan sosial.
Sebagai masyarakat, kamu bisa melihat bahwa keterlibatan pejabat daerah dalam kegiatan keagamaan seperti ini memperlihatkan teladan yang baik. Keharmonisan antara pemimpin dan warga menjadi pondasi penting untuk menciptakan suasana damai dan harmonis di tengah keberagaman.
Langkah Camat Buleleng menghadiri bhakti penganyar patut diapresiasi. Kehadiran pemimpin dalam acara spiritual bisa meningkatkan rasa memiliki bagi masyarakat terhadap tradisi dan budaya lokal.
Namun, agar nilai kebersamaan ini terus berlanjut, sebaiknya pemerintah juga memberikan dukungan nyata dalam bentuk program pemberdayaan desa, pelestarian pura, serta peningkatan fasilitas umum. Dengan begitu, kegiatan spiritual tidak hanya menjadi ritual tahunan, tetapi juga bagian dari strategi membangun masyarakat yang seimbang antara lahir dan batin.
Kehadiran Camat Buleleng dalam bhakti penganyar di Pura Gili Kencana bukan hanya simbol keagamaan, tetapi juga wujud kebersamaan dan kepedulian terhadap masyarakat.
Camat Buleleng kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap kegiatan spiritual dan kebersamaan masyarakat. Pada Selasa (9/9/2025), Camat Buleleng, I Made Dwi Adnyana, S.STP., M.A.P, hadir dalam bhakti penganyar yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng di Pura Gili Kencana, Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak.
Baca juga: Produksi Endek Buleleng Jadi Icon Fashion Dan Ekonomi Kreatif Bali Utara
Kehadiran Pemkab Buleleng dalam Bhakti Penganyar
Rombongan bhakti penganyar ini dipimpin oleh Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, bersama Sekretaris TP PKK Kabupaten Buleleng, Ny. Hermawati Supriatna, serta Kabag Kesra Setda Kabupaten Buleleng. Kehadiran mereka disambut hangat oleh krama desa dan pengempon pura sebagai tanda kebersamaan yang terjalin erat.
Bukan hanya Camat Buleleng, acara ini juga diikuti oleh Camat Gerokgak, sejumlah pimpinan perangkat daerah, dan pimpinan BUMD Kabupaten Buleleng. Hal ini menunjukkan bahwa bhakti penganyar bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan momentum memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan spiritualitas.
Makna Kehadiran Camat Buleleng
Dalam suasana persembahyangan yang khidmat, doa bersama dipanjatkan sebagai bentuk syukur dan pengharapan. Puncak acara ditandai dengan penyerahan punia dari Pemkab Buleleng kepada pengempon pura sebagai wujud nyata sradha bhakti. Kehadiran Camat Buleleng memberi pesan penting bahwa pemimpin daerah tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembangunan spiritual dan sosial.
Sebagai masyarakat, kamu bisa melihat bahwa keterlibatan pejabat daerah dalam kegiatan keagamaan seperti ini memperlihatkan teladan yang baik. Keharmonisan antara pemimpin dan warga menjadi pondasi penting untuk menciptakan suasana damai dan harmonis di tengah keberagaman.
Langkah Camat Buleleng menghadiri bhakti penganyar patut diapresiasi. Kehadiran pemimpin dalam acara spiritual bisa meningkatkan rasa memiliki bagi masyarakat terhadap tradisi dan budaya lokal.
Namun, agar nilai kebersamaan ini terus berlanjut, sebaiknya pemerintah juga memberikan dukungan nyata dalam bentuk program pemberdayaan desa, pelestarian pura, serta peningkatan fasilitas umum. Dengan begitu, kegiatan spiritual tidak hanya menjadi ritual tahunan, tetapi juga bagian dari strategi membangun masyarakat yang seimbang antara lahir dan batin.