nomadiqshelters.com – Ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali 2025 kembali menyita perhatian publik setelah tim sepakbola Buleleng merasa dicurangi oleh keputusan panitia. Dalam laga melawan Gianyar, Buleleng dinyatakan kalah walk out (WO) dengan skor 0-3.
Read More : Ditabrak Pelajar SMA, Lansia di Buleleng Tewas Seketika!
Keputusan tersebut menimbulkan kontroversi karena dianggap tidak sesuai dengan prosedur dan merugikan pihak Buleleng. Dengan penuh kekecewaan, PSSI Buleleng bersama KONI Buleleng protes kepada Dewan Hakim Porprov Bali agar keadilan bisa ditegakkan.
Kronologi Perpindahan Lokasi Pertandingan
Pertandingan antara Buleleng dan Gianyar awalnya dijadwalkan berlangsung di Stadion Samudra, Kuta, Badung, pada Rabu (10/9/2025) pukul 14.00 Wita. Lokasi ini sangat dekat dengan penginapan tim Buleleng di Hotel Alron, bahkan bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Namun, sekitar pukul 10.00 Wita di hari pertandingan, tim mendapat pemberitahuan mendadak bahwa laga dipindahkan ke Lapangan Banteng, Seminyak.
Kondisi semakin rumit karena akses menuju lokasi baru terhambat banjir dan kemacetan di Denpasar dan Kuta. Meski sudah berkoordinasi dengan technical delegate dan dijanjikan fasilitas transportasi, hingga pukul 12.00 Wita kendaraan yang dijanjikan tidak kunjung datang. Bahkan, tawaran bantuan transportasi lewat ojek online pun gagal direalisasikan.
Kesepakatan Tunda Pertandingan
Menyadari kondisi yang tidak memungkinkan, technical delegate yang berada di hotel menghubungi pihak yang bertugas di lapangan. Hasil koordinasi menghasilkan kesepakatan bahwa pertandingan ditunda dan dijadwalkan ulang keesokan harinya, Kamis (11/9/2025) pukul 08.00 Wita. Tim Buleleng menyatakan siap hadir lebih awal sebagai bentuk komitmen terhadap sportivitas.
Namun, di luar dugaan, sekitar pukul 14.15 Wita di hari yang sama, panitia justru mengumumkan bahwa Buleleng dianggap WO dan kalah dengan skor 0-3. Keputusan ini jelas bertentangan dengan kesepakatan sebelumnya yang dibuat antara technical delegate dan tim Buleleng.
PSSI Buleleng dan KONI Ajukan Protes
Ketua Umum KONI Buleleng, Ketut Wiratmaja, menegaskan bahwa pihaknya telah mengumpulkan bukti serta data pendukung untuk memperkuat protes. Ia berharap Dewan Hakim Porprov Bali bisa memberikan keputusan yang adil demi menjaga prinsip fair play.
Senada dengan itu, Ketua Umum PSSI Buleleng, Gede Suyasa, menilai keputusan WO sangat janggal. Menurutnya, tidak ada surat resmi mengenai perubahan lokasi pertandingan, berbeda dengan Porprov Bali 2022 yang menyampaikan perubahan melalui dokumen tertulis. Selain itu, tidak ada forum pembahasan bersama antara kedua tim yang difasilitasi oleh technical delegate.
Baca juga: Pelatihan Foto & Video Produk Umkm Oleh Plut Dorong Pemasaran Digital Kreatif
Semangat Fair Play Dipertaruhkan
Meski keputusan WO telah dikeluarkan, tim Buleleng tetap hadir di Lapangan Banteng pada keesokan harinya sesuai kesepakatan, sebagai bentuk penghormatan terhadap panitia dan komitmen pada sportivitas.
Suyasa menegaskan bahwa Buleleng sudah mengikuti seluruh arahan technical delegate dengan itikad baik. Namun, keputusan yang tiba-tiba dan tidak konsisten dengan kesepakatan sebelumnya menunjukkan adanya ketidakadilan.
โKalau kami sampai menggugat seperti ini, sudah sangat tidak fair play. Porprov tahun ini benar-benar mengecewakan bagi kami,โ tegasnya.
Dengan situasi yang terjadi, publik menunggu bagaimana Dewan Hakim Porprov Bali 2025 menanggapi protes resmi dari tim sepakbola Buleleng. Apakah keputusan akan tetap dipertahankan, atau ada peluang revisi demi menjunjung tinggi nilai sportivitas.